Pak Ary,
Banyak orang saat ini mulai mencari solusi keuangan dengan melakukan investasi. Teman-teman saya mulai satu per satu mempelajari investasi baik itu saham, deposito, dan instrumen lainnya. Dengan senang hati saya menjelaskan segala macam hal mengenai investasi.
Akhirnya beberapa hari yang lalu saya mendengar sebuah jasa investasi mengenai Speedline dari seorang teman. Bahkan sang teman memperkenalkan saya pada saudaranya yang mengaku telah mendapatkan 7 juta rupiah setiap harinya.
Entah kenapa saya tidak terlalu menggebu-gebu saat mendengarkan dan melihat hasil keuntungan yang diperoleh dari investasi macam ini. Memang secara nalar jika uang diinvestasikan dalam forex, tentunya imbal hasil akan sejalan dengan proyeksi keuntungan (tentunya jika strategi yang digunakan profitable).
Saya teringat dengan jasa investasi serupa sekitar tahun 2006 lalu, yaitu dengan nama global investasi...... maaf, saya lupa. Seingat saya hanya globalnya saja dan saat dicari di google tidak didapati hasil sesuai apa yang saya inginkan. Mungkin karena keyword saya yang kurang 'kaya' kata.
Kemudian ada lagi jasa investasi yang mengaku berasal dari BHG atau BIG (ini juga saya lupa) dengan membawa nama sang investor Warren Buffet. Nyata-nyatanya kedua jasa investasi tersebut tidak jelas asal-usulnya dan pada akhirnya seperti diketahui di media massa, mereka bangkrut.
Bagaimana saya bisa tahu di media massa tersebut sepenuhnya benar? Sebab teman-teman saya menjadi korbannya untuk kedua jasa investasi tersebut.
Saat saya mencoba untuk membuka informasi apapun tentang Speedline yang saya dapati hanyalah sebuah website yang (maaf) tidak lebih rapi dari blog Andromeda Trading ini. Pada akhirnya, kepercayaan saya pada jasa investasi ini dengan cepat drop.
Tidak perlu melacak IP Address dan alamat websitenya, namun memang jika benar jasa investasi ini dapat meraup keuntungan yang besar dalam tiap kali transaksinya, semestinya website tersebut tampil dalam format yang mengesankan seperti pada tampilan website broker GoMarkets, misalnya.
Saya mohon bantuannya kepada Pak Ary untuk memberikan pandangan tentang jasa investasi Speedline tersebut, setidaknya supaya para pembaca artikel dan teman-teman saya lainnya dapat memberikan keputusan yang bijak berdasarkan opini Pak Ary juga.
Regards,
Aras
Pak Aras,
Satu hal yang perlu diluruskan adalah pemahaman dari kata INVESTASI.
Kebanyakan orang memahami arti investasi sebagai sesuatu yang nantinya akan menghasilkan uang untuk dirinya (tanpa berpikir adanya kemungkinan merugi).
Oleh karena itu, kata ini banyak digunakan oleh salesman atau tenaga marketing dikarenakan lebih mudah menarik perhatian calon klien. Pada prinsipnya, siapa sih yang menolak diberi uang? Semua orang membutuhkan uang dikarenakan untuk hidup perlu adanya uang.
Seberapa sering Pak Aras mendengar iming-iming promosi, "Segera ivestasikan uang Anda agar nantinya bisa berkembang berlipat-lipat ganda" Tidak pernah satupun promosi tersebut menyebutkan seberapa besar resiko yang nantinya mungkin akan terjadi.
Seolah-olah bila melakukan investasi maka hanyalah laba saja yang diraup, tanpa ada resiko kerugian.
Padahal faktanya, investasi adalah ibarat pisau 2 sisi.
Investasi dapat membuat untung, tetapi sebaliknya juga dapat membuat buntung.
Sesuai prinsip ekonomi, High Risk High Profit. Semakin tinggi imbal hasilnya, maka semakin tinggi pula resiko. Hal inilah yang jarang sekali dipertimbangkan, terutama bagi yang awam.
Sepengetahuan saya, bisnis yang berkriteria High Risk High Profit hanyalah trading. Baik trading forex, saham, future, index, komoditi, dan lain sebagainya. Hanya bisnis inilah yang dapat membuat kita cepat kaya atau cepat bangkrut :)
Sedangkan bisnis lain, terutama bisnis riil, seperti membuka toko, warung, pabrik, jasa pariwisata, dll, tidaklah memiliki kecepatan secepat trading. Prinsip dasar bisnis riil adalah pelan tapi pasti, pasti mendapatkan laba atau pasti merugi :)
Laba yang diperoleh dari bisnis riil tidaklah sebesar laba dari trading. Tidak ada bisnis riil yang mampu konsisten mendapatkan laba 1 kali lipat modal (100%) hanya dalam tempo sebulan secara terus menerus. Padahal seperti ditulis pada artikel-artikel yang menyangkut trading contest, laba puluhan kali lipat dapat terjadi dalam trading forex.
Contoh yang paling mudah yang dapat kita lihat sehari-hari adalah bank. Fungsi bank adalah menampung dana untuk kemudian disalurkan kembali ke dunia usaha dalam bentuk kredit.
Suku bunga deposito saat ini hanya berkisar 6% setahun, bayangkan seandainya bank kemudian menyalurkan dalam bentuk kredit dengan bunga 100% setahun (dengan asumsi bisnis riil menghasilkan laba lebih dari 100%). Tentunya harga saham bank-bank besar yang terdaftar di Bursa Efek akan melesat tajam dikarenakan selalu menghasilkan laba yang gila-gilaan :)
Akan tetapi, fakta yang ada menunjukkan bahwa bank menyalurkan kredit hanya dengan bunga 12% setahun. Itupun banyak yang nunggak dikarenakan tidak mampu membayar bunga. Dari hal ini saja dapat disimpulkan bahwa besaran laba bisnis riil tidaklah sefantastis trading.
Dari logika tersebut, tentunya bila ada yang mengiming-imingi investasi pada bisnis riil dengan imbalan bunga fantastis, sudah patut untuk curiga dan perlu dihindari.
Seingat saya, sekitar tahun 2000-an banyak sekali bisnis riil yang menawarkan imbal hasil fantastis. Salah satu contohnya adalah PT Kisar di Bogor yang bergerak di bidang ekspor sayur mayur dan sebuah PT (lupa namanya) di Cirebon yang bergerak di bidang ekspor bebek. Kedua perusahaan tersebut menawarkan imbal hasil 5% per bulan bagi mereka yang bersedia menanamkan dananya.
Yang terjadi berikutnya sudah bisa ditebak, 2 - 3 tahun kemudian kedua perusahaan tersebut bangkrut dan pemiliknya menghilang. Yang tersisa hanya investor yang gigit jari kehilangan uang.
Meskipun sudah terdapat contoh seperti itu, banyak bisnis-bisnis lain yang menawarkan hal serupa. Mulai dari investasi di bidang minyak, hotel, pariwisata, dll. Lucunya, masih banyak juga yang tertipu karena tergiur imbal hasil tinggi.
Kenapa mereka tertipu padahal sudah ada contoh sebelumnya?
Menurut pendapat saya karena sifat dasar manusia. Pada umumnya ingin enak tetapi tidak mau susah. Mereka ingin cepat kaya dengan cara mudah.
Padahal yang perlu disadari, untuk menjadi kaya, perlu sebuah proses (biasanya prosesnya tidak enak). Bangkrut berkali-kali, jatuh bangun berkali-kali, gagal berkali-kali, baru nanti pada saatnya bila Tuhan berkehendak, akhirnya menemukan jalan yang lapang dan mulus menuju sukses.
Tidak semua orang mampu melewati proses tersebut, kebanyakan menginginkan jalan pintas yang enak dan cepat. Oleh karenanya bisnis-bisnis penipu yang menawarkan imbal hasil tinggi, akan seperti jamur, tumbuh hilang tetapi sampai kapanpun akan selalu diminati dan selalu ada saja yang tertipu.
Dengan makin berkembangnya jaringan internet sehingga globalisasi merambah kita, bisnis-bisnis seperti ini melakukan perubahan bentuk. Saat ini bentuknya menjadi arisan berantai, MLM, atau penawaran investasi yang rata-rata menyatakan kantor pusatnya berada di luar negeri (supaya sulit untuk dilakukan pengecekan).
Padahal dengan teknologi saat ini, pengecekan lokasi dimanapun di bumi ini dapat dengan mudah dilakukan dan malahan gratis tanpa biaya apapun. Lakukan saja pengecekan dengan Google Maps, gratis dan sangat akurat (bahkan bisa di-zoom) :)
Saya belum pernah mendengar perihal SpeedLine ini, sehingga setelah membaca email Pak Aras kemudian saya lakukan Googling.
Hasil Googling mengarahkan saya ke website ini dan ini dimana menyatakan bahwa SpeedLine adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris dan melakukan investasi pada Gold and FOREX Trading.
Lucunya, meskipun menyatakan melakukan trading di Gold dan Forex, tetapi tidak ada penjelasan detil perihal trading Gold atau Forex. Justru isi website tersebut lebih banyak iming-iming imbal hasil nantinya yang bakal diperoleh bila menanamkan dana.
Melihat website tersebut, mengingatkan saya pada website-website penjual robot forex bodong yang banyak bertebaran di internet. Isinya mirip, yang ditampilkan adalah hal-hal fantastis (karena sudah diedit terlebih dahulu) sehingga membuat orang tertarik untuk membeli. Sama saja dengan website tersebut, hanya iming-iming fantastis agar tertarik untuk segera menanamkan dana.
Don't believe everything which too good to be true
Apalagi SpeedLine ini berpusat di Inggris, kenapa harus repot mencari pendanaan dengan mengumpulkan jumlah kecil-kecil dari banyak orang di Indonesia (negara ketiga)? Bila bisnis tersebut memang sangat sukses, bukankah bank-bank di Inggris tidaklah segan-segan mengucurkan kredit dalam jumlah berapapun? Apa karena orang Indonesia lebih mudah dibodohi :)
Coba hitung, imbal hasil terendah yang diberikan adalah 1% per hari atau 30% sebulan, bukankah lebih murah dan tidak repot bila SpeedLine menarik kredit langsung dari bank?
Website penjual robot forex saja sulit saya yakini bila sama sekali tidak menampilkan hasil pantauan realtime via myfxbook.com, apalagi SpeedLine ini mengatakan melakukan trading forex tetapi tidak ada bukti atau penjelasan apapun. Bagaimana bisa yakin?
Kemungkinan besar, mereka memilih jenis usaha dengan melakukan trading forex dan gold dikarenakan banyak orang awam yang jarang mengetahuinya. Toh orang hanya tahunya trading itu menghasilkan uang banyak, jadi wajar saja khan kalau mampu memberikan imbal hasil 1%-3% sehari.
Tetapi tentunya Pak Aras maupun pembaca sekalian, sudah paham betul bagaimana sulitnya forex trading. Tidaklah semudah itu menghasilkan profit dari forex. Seandainya mampu konsisten profit pun, buat apa repot mengumpulkan uang dari banyak orang.
Toh untuk trading di forex tidak perlu modal besar, gunakan saja leverage 1:500 atau 1:1000. Imbal hasil yang diperoleh dari forex pun sudah sangat luar biasa.
Banyak hal yang tidak logis dan tidak jelas, sehingga kemungkinan bisnis ini adalah Skema Ponzi.
Perhatikan saja bahwa program investasi pada gambar diatas selalu memiliki jumlah hari 100 hari. Coba dihitung, bila imbal hasil 1% sehari, bukankah bila sudah mencapai 100 hari maka sudah mencapai 100% atau balik modal :)
Artinya, bila memilih paket investasi terkecil tidaklah menguntungkan, secara tidak langsung peserta didorong untuk memilih paket yang lebih besar agar dapat menguntungkan (bagi peserta maupun bagi penyelenggara).
Skema Ponzi pada dasarnya adalah sebuah teknik yang memanfaatkan keserakahan manusia dan sifat tidak mau sulit tetapi mau enak dengan cepat, dengan cara mengiming-iming imbal hasil tinggi.
Padahal imbal hasil tersebut berasal dari uang investor yang telah ditanamkan dan bukan dari hasil usaha apapun. Oleh karenanya bisnis yang melakukan Ponzi pada umumnya selalu menawarkan imbal hasil tinggi karena pembayaran imbal hasil tersebut berasal dari dana yang sudah ada, bukan dari dana yang harus dicari terlebih dahulu.
Perhatikan saja contoh diatas, terdapat jangka waktu 100 hari. Jangka waktu tersebut adalah batas waktu dimana harus ada investor baru yang menanamkan dana. Karena bila tidak ada, maka Skema Ponzi tidak berjalan dan akan ambruk.
Sebagai contoh, saya melakukan bisnis Ponzi dan Pak Aras tertarik dengan menyetorkan dana sebesar 1 juta imbal hasil 1% sehari atau 10 ribu sehari.
Karena Pak Aras satu-satunya klien saya, maka saya harus rajin membayar tiap harinya. Hal ini dikarenakan bila saya selalu tepat waktu membayar maka Pak Aras juga akan semakin mempercayai saya.
Kepercayaan awal dan bukti terjadi pembayaran adalah modal utama dalam Ponzi. Bila hal ini dapat dicapai, maka promosi dari mulut ke mulut akan berjalan dengan sendirinya. Tentunya Pak Aras akan bercerita ke teman-teman bahwa saya dapat dipercaya dan kemudian mengajak teman-teman untuk turut bergabung.
Bila sebelum 100 hari, salah satu teman Pak Aras bergabung, maka dana yang tertanam makin banyak. Sehingga tidak masalah bagi saya untuk membayar Pak Aras maupun temannya. Oleh karena itu, dalam skema Ponzi, promosi adalah hal yang utama. Dengan makin banyak yang bergabung maka makin banyak juga dana yang tertanam untuk melakukan pembayaran.
Skema ini akan ambruk apabila tidak ada lagi peserta baru yang menanamkan dana, padahal jumlah yang harus dibayar makin besar.
Ponzi hanya akan menguntungkan apabila masih ada peserta baru yang tertarik mendaftarkan diri. Apabila masih ada 100 atau bahkan 1000 orang peserta baru setelah Pak Aras mendaftar mengikuti SpeedLine, maka akan aman dikarenakan masih ada dana mengalir masuk untuk membayar Pak Aras.
Problemnya, bila setelah Pak Aras mendaftarkan diri, ternyata tidak ada lagi peserta baru yang tertarik. Bila hal ini terjadi, maka siap-siap saja modal amblas karena penyelenggara Ponzi kabur.
Padahal sebagai hanya peserta, Pak Aras tidak pernah tahu apakah masih banyak peserta baru yang tertarik. Sehingga ujung-ujungnya menjadi mirip judi, ambil resiko mendaftarkan diri dan setelahnya berdoa mati-matian semoga masih ada sejuta peserta baru yang mendaftar agar posisi Pak Aras aman :)
Oleh karenanya, untuk mengamankan dirinya sendiri, peserta Ponzi pada umunya akan berusaha mati-matian mempromosikan dengan gencar program Ponzi tersebut. Semakin gencar promosinya, harapannya semakin banyak peserta baru yang menanamkan modal sehingga pembayaran untuk dirinya aman dan lancar.
Sehingga jangan heran kalau melihat teman Pak Aras berusaha merayu dan membujuk agar Pak Aras segera turut serta. Tujuannya mereka bukan untuk memperkaya Pak Aras, tetapi bertujuan untuk mengamankan posisi dirinya sendiri.
Jangan pernah percaya omongan janji gombal yang ingin membuat Pak Aras menjadi kaya raya, tidak pernah ada hal tersebut di dunia ini. Pada umumnya hanyalah berusaha menguntungkan dirinya sendiri.
Karena setahu saya, satu-satunya yang baik hati dan suka memberi, hanyalah Sinterklas (itupun di dongeng) :)
Untuk lebih jelas perihal SpeedLine dan Skema Ponzi, dapat dibaca disini:
Dari pengalaman hidup dan apa yang saya lihat selama ini, semua orang dapat menjadi kaya. Tetapi problemnya, ada yang kaya hanya sebentar setelahnya bangkrut tetapi ada yang abadi tetap kaya raya.
Apa yang membedakannya?
Perbedaannya terletak pada pondasinya.
Bila pondasi rapuh, seperti kaya karena korupsi, merampok, ikut Ponzi (yang hanya membayar paket investasi tetapi tidak belajar apapun), maka kekayaaan yang sebelumnya berhasil diperoleh akan lama -kelamaan hilang.
Bila ingin kaya yang abadi, perkuat pondasi dengan mampu melewati proses yang tidak enak. Belajar tekun, bekerja keras tidak kenal waktu, ulet dan tetap bersemangat meskipun mengalami kegagalan berkali-kali. Hal-hal tersebutlah yang membentuk diri sehingga menjadikan pondasi kuat.
Oleh karenanya, saya pun sama halnya seperti Pak Aras, sama sekali tidak tertarik dengan SpeedLine.
Lebih baik rajin menulis untuk blog ini :) dan tekun berlatih forex trading, sehingga lama kelamaan semoga nantinya Tuhan menjadi bosan sendiri dan akhirnya tidak lagi memberi kegagalan tetapi justru memberikan rahmat-Nya berupa konsisten profit di forex trading.
Bila hal tersebut dapat tercapai, saya yakin hasil yang diperoleh akan jauh lebih abadi daripada mengikuti SpeedLine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar