Senin, 11 April 2011

Forex Education #2

Pak Ary,

Maaf baru sekarang saya sempat membalas. Terima kasih pujiannya untuk artikel saya sebelumnya. Saya akui bahwa hal tersebut didapatkan bukan melalui proses seleksi alamiah atau bakat alam. :)

Saat saya masih duduk di bangku SMP, ibu saya membeli sebuah printer deskjet. Rasanya saya senang sekali sebab saat itu printer tipe ini masih jarang dijual dipasaran. Tapi semenjak kehadiran sang printer tersebut maka saya memiliki kesibukan sebagai tukang ketik pribadi ibu saya.

Tidak ketinggalan saudara saya lainnya pun terkadang ikut-ikutan 'memanfaatkan' kesempatan tersebut. Dokumen yang saya ketik beraneka rupa, mulai dari memo hingga surat yang ditujukan untuk pihak pemerintah teras atas, mulai dari tulisan yang formal hingga yang terlalu sangat formal. Oleh sebab itu pemilihan kata-kata mutlak diperhatikan.

Walaupun ada kebanggaan tersendiri karena saya memiliki kesempatan itu tapi saat mengetik dan menyusun surat-surat tersebut tidak terlepas dari kejenuhan, kebosanan, dan keluhan.

Bagaimana tidak? Hampir setiap hari sepulang sekolah saya harus mengerjakan itu semua demi tugas ibu saya. Terkadang saya marah kepada ibu saya kenapa sih gak mencoba untuk belajar ngetik sendiri? Tapi pada akhirnya saya selalu iba saat melihat ibu saya mencoba mengetik sendiri dengan hasil yang hancur saat itu. Barulah saya kembali membantu ibu saya.

Maklumlah, mungkin beliau dulu sudah terbiasa dengan cara ketik yang langsung tercetak dikertas sekali tekan. :) tapi saat ini beliau sudah mampu untuk mengetik dengan lebih baik.

Saya sadar bahwa proses yang saya alami tersebut menjadikan kemampuan menulis saya seperti yang Pak Ary kemukakan sebelumnya. Proses yang saya alami saat masih muda saat itu (sekarang juga masih muda tentunya.. :) ) sangat menjemukan, tapi nyatanya hasil dari proses itu yang membuat saya mampu memiliki kemampuan menulis dengan lebih baik hingga saat ini.

Saya percaya dengan sebuah proses untuk menghasilkan sebuah hasil yang baik walaupun proses itu terkadang tidak menyenangkan.

Begitu pula dengan proses yang dilakukan saat belajar Forex. Berkali-kali Pak Ary mengingatkan pembaca melalui hampir tiap artikel yang ditulis untuk tidak berpola pikir serba instan. Walaupun yang namanya instan tetap ada juga yang baik, tapi kok sepertinya yang namanya instan sudah punya konotasi yang buruk buat saya yah.. mulai dari pola pikir instan (seperti mencontek, cepat kaya, mau sukses tanpa usaha, profit banyak tanpa resiko, dll) hingga makanan instan.

Konotasi buruk itu bukan karena tanpa sebab, tapi hampir selalu ada faktor buruk yang diikutsertakan didalamnya.

Dalam pembuatan robot pun tidak terlepas dari proses yang luar biasa sangat kompleks. Tapi Pak Ary mengingatkan jika mampu tetap tekun dan sabar, proses tersebut dapat dilewati dengan baik. Siapa sangka saat ini saya sudah mampu membuat program robot atau indikator yang sangat sederhana dengan baik. Untuk membuat hanya satu garis pada chart (dengan menggunakan robot) saja dulu sangat bingung tapi sekarang mampu membuat garis sebanyak yang saya mau.

Akhirnya saya bisa mengatakan pada diri saya, ternyata gak susah amat kalo udah ngerti. Hal tersebut pun sudah saya lakukan tentang kebiasaan menulis hingga saya merasa biasa saja dengan hasil tulisan saya sendiri. Suatu saat, saya harap, dapat merasa biasa dengan pemrograman MQL ini seperti Pak Ary.

Tapi tidak serta merta terbiasa dengan menulis lalu dapat menulis apapun tetapi juga harus disertai dengan ide dan kreativitas. Saya teringat lagi dengan nasehat Pak Ary. Kira-kira seperti ini yang saya ingat. Pemrograman pun pada dasarnya harus disertai dengan ide dan kreativitas. Jadi sehebat apapun pemrogramannya, tapi kalo strategi (ide) tradingnya gak ngerti ya percuma.

Untuk masalah pemrograman ini saya masih dalam sebuah proses yang panjang, bahkan saya yang sudah cukup lama berpengalaman dengan Forex bahkan tidak kreatif hingga terpikirkan untuk menguji broker seperti apa yang Pak Ary lakukan.

Walaupun Pak Ary menguasai dunia forex dan MQL jauh lebih baik dari saya dalam tempo yang relatif singkat, namun saya tidak akan memanggil Pak Ary dengan sebutan Master. Mungkin lebih cocok jika saya menyebut dengan kata Suhu. :) Maaf, saya bercanda. Ada baiknya jika saya meminta ijin Pak Ary agar saya diberi ijin untuk menganggap Pak Ary sebagai seorang mentor.

Di internet, toko buku, dan sumber-sumber lainnya selalu terdapat info-info tentang teknik forex yang berserakan, tapi hanya di blog Pak Ary yang mampu 'mengajarkan' saya dan pembaca setia lainnya tentang konsep dan paradigma yang baik dan benar tentang forex trading sesungguhnya.

Mengenai materi dan artikel pada blog ini yang saya comot selalu menyertakan signature Pak Ary (baik melalui nama atau link blog). Ini adalah bentuk penghargaan kecil yang setidak-tidaknya bisa saya berikan untuk seseorang yang sudah capek-capek nulis tentang materi dan artikel yang sangat berbobot. Tidak terbatas pada penulisan artikel tapi juga terdapat pengujian broker dan beberapa hari ini sedang dilakukan pengujian robot.

Setelah mengikuti selama beberapa hari ini, semua robot tampaknya memberikan hasil yang cukup baik. Tentunya karena baru beberapa hari maka hasil yang diperoleh tersebut belum bisa dibilang mewakili keadaaan market sebenarnya.

Apapun masih bisa terjadi.

Butuh paling tidak beberapa waktu lagi untuk pengujian. Dan saat ini saya sudah melihat bahwa Pak Ary mulai mencobanya pada real account. Bagaimanapun hasilnya, saya selalu mendukung Pak Ary walaupun hanya sebatas pada doa dan kata-kata yang tertuang dalam tiap tulisan saya.

Walaupun robot Pak Ary pada akhirnya mampu dijalankan pada real account secara sempurna (dan saya join managed fundnya :) ), saya harap saya tidak berhenti belajar programming untuk terus membuat robot yang lebih baik lagi. Saya pun berharap agar suatu saat nanti, impian Pak Ary dan saya dapat terwujud. Tidak terbatas pada sebuah investment class yang terdiri dari puluhan mahasiswa, tapi juga ratusan dalam sebuah auditorium. :)

Ijinkan saya membantu Pak Ary dan teman-teman dalam mengajar nantinya. Alangkah menyenangkan membagikan sebuah kesempatan pada mereka baik yang tertarik untuk belajar maupun yang tidak. Bukankah ada tantangan juga bagaimana pada akhirnya membuat mereka yang tidak tertarik menjadi tertarik.

Ohya, ada yang hampir kelupaan. Mengenai masalah broker tampaknya saya pun sekarang memalingkan perhatian saya pada GO Markets. Penawaran broker ini sangat menarik. Disamping mampu deposit dengan jumlah yang terjangkau tapi juga mampu memberikan fasilitas spread yang rendah, Straight Through Processing (STP), No dealing desk execution, dan yang paling terpenting adalah no requotes.

Semoga broker ini mampu menjadi pilihan yang terbaik pada nantinya.

Saya harap Pak Ary dan pembaca lainnya tidak bosan membaca tulisan saya. Saya mohon maaf kalo ada keanehan dalam tulisan saya. :)

Demikian dulu. Trims untuk perhatiannya.


Best regards,
Aras




Pak Aras,

Untuk kali ini saya tidak akan berkomentar panjang, yang dapat saya lakukan hanyalah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas sumbangan tulisan yang sangat bagus dan membangun semangat.

Satu hal yang pasti, saya dan para pembaca lain, tidak akan pernah bosan membaca tulisan Pak Aras.

Justru kamilah yang berharap semoga Pak Aras tidak bosan menulis untuk kami :)

Sekali lagi, terima kasih sebesar-besarnya Pak Aras.

1 komentar:

  1. Salam knal Pak.
    Saya baru di dunia forex.
    Pengen kenal dengan banyak trader Indonesia.

    BalasHapus