Terima kash pak atas penjelasannya yang sangat detail.
Luar biasa di sela2 kesibukan bapak, masih mau berbagi ilmu dengan saya yg bukan siapa2..he..he..
Semoga Tuhan memberi banyak barokah buat orang2 seperti bapak.. :)
Boleh dilanjutkan diskusinya pak?
1. Pertama soal swap pak, kenapa saya memilih free swap, saya masih melihat bahwa swap itu merugikan trader. Nah apakah persepsi bahwa swap itu merugikan trader benar? Jika benar lalu apa solusinya?
Terus terang pak saya saat ini masih mengikuti mazab/aliran sistem martiangle. Di awal2 saya belajar trading (sekarang juga masih belajar pak) Saya terkadang floating sampai 1 pekan dan sekarang sudah berkurang menjadi 2-3 hari dan tentunya semuanya berakhir profit pak :)
Karena itu penjelasan tentang pengaruh swap buat trader yg terkadang mengalami floating seperti apa pak? Mungkin bagi yang tidak floating tidak masalah pak tapi buat saya yg terkadang floating jadi khawatir juga jika tidak memahami dengan benar swap ini.
2. Dari situs broker Forex.com saya memahami bahwa banyaknya IB atau marketing suatu broker bukanlah indikasi suatu broker bisa dpercaya. Apakah itu benar pak?
Lalu jika benar, apakah memang banyak orang (maksud saya IB) yg "tega" mengakali newbie2 seperti saya? Atau mereka sendiri para IB itu tidak tahu ke"nakal"an broker yg mereka promosikan?
3. Apakah adanya spike dalam trading merupakan indikasi bahwa ada cara / software tertentu yg di pasang broker untuk "memburu" SL para trader pak?
4. Keempat mungkin dilanjut lain waktu lagi ya pak, sebenarnya masih banyak yg mau diskusikan dgn bapak.
Tetapi sebagai sesama trader (he..he.. dah ngaku2 jadi trader nih, padahal belum apa2), saya mesti tahu diri bahwa waktu bapak yang berharga jangan sampai tersita terlalu banyak buat saya.
Bagi-bagi juga buat yang lain kan pak ...
Terima kasih atas pencerahannya.
Arief Adhiksana
Pak Arief,
Terima kasih atas doa dan pujiannya yang setinggi langit :)
Walaupun sebenarnya tidak pantas untuk menerimanya dikarenakan di Indonesia ini banyak sekali trader-trader lain yang jauh lebih ahli dan lebih berpengalaman daripada saya sendiri.
Langsung saja ke pokok permasalahan.
Pertama, perihal swap.
Perlu dipahami bahwa swap terdiri atas 2 jenis yaitu positif atau negatif. Agar lebih jelas, dapat dicermati tabel di bawah ini.
Sebagai contoh EURUSD dimana memiliki swap rate 0.34281 pip untuk Long dan -0.63664 pip untuk Short. Bila entry yang dilakukan adalah Buy (Long) maka diperoleh profit dari swap rate sebesar 0.34281 pip. Sebaliknya bila yang dilakukan adalah Sell (Short) maka harus membayar swap rate sebesar -0.63664.
Sehingga sepanjang yang dilakukan adalah Buy (Long), adanya swap rate tidaklah merugikan, tetapi justru menguntungkan dikarenakan menerima imbalan bunga berupa swap rate.
Tentunya bila yang dilakukan oleh Pak Arief adalah melakukan floating buy position, semakin lama floating terjadi maka akan semakin banyak pula profit dari swap rate yang diperoleh. Bila yang terjadi seperti ini, maka persepsi bahwa swap merugikan trader adalah persepsi yang salah.
Sebaliknya, bila yang dilakukan adalah floating Sell position, nah hal ini akan merugikan dikarenakan untuk Sell diharuskan untuk membayar swap rate.
Apalagi bila tabel swap rate dicermati, akan terlihat bahwa rata-rata nilai negative swap sekitar dua kali lipat nilai positive swap. Sehingga akan sangat merugikan apabila melakukan floating position dengan negative swap akibat nilainya yang dua kali lipat tersebut.
Oleh karenanya solusi termudah agar tidak rugi akibat swap rate adalah lakukan floating dengan positive swap selama mungkin dan usahakan floating dengan negative swap sesingkat mungkin :)
Kedua, perihal Introducing Broker (IB).
IB sebenarnya hanyalah sekedar tenaga marketing dari sebuah broker. Akan tetapi banyak yang mempersepsikan salah sehingga menganggap bahwa IB adalah perwakilan broker.
Oleh karena sekedar tenaga marketing, maka fungsi IB hanyalah mempromosikan broker tersebut dengan tujuan agar mendapatkan klien sebanyak mungkin dengan imbalan berupa komisi. Sebagai marketing, tentunya IB tidak ambil pusing apabila nantinya broker melakukan kecurangan. Yang penting bagi IB adalah memperoleh sebanyak mungkin klien agar komisi yang diiterima semakin banyak.
Gambaran mudahnya, IB ini seperti halnya tenaga marketing asuransi yang selama ini kita kenal. Mereka hanya memasarkan produk asuransi, tanpa ambil pusing apakah nantinya kalau terjadi klaim akan mudah atau dipersulit. Yang penting bagi mereka adalah sebanyak mungkin mendapatkan klien agar komisi makin banyak diterima.
Nah, kenapa suatu perusahaan asuransi memiliki tenaga marketing yang lebih banyak daripada perusahaan lainnya?
Jawabannya sederhana, karena perusahaan asuransi tersebut memberikan komisi yang jauh lebih tinggi daripada perusahaan lainnya. Akibat hal inilah, lebih banyak tenaga marketing yang memasarkan produknya daripada produk asuransi lain yang memberi komisi yang lebih kecil.
Pertanyaan berikutnya, kenapa perusahaan asuransi tersebut berani memberikan komisi yang lebih tinggi daripada yang lain?
Jawabannya juga sederhana, karena perusahaan asuransi tersebut adalah perusahaan baru sehingga agar dapat cepat mendapatkan klien akhirnya berani memberikan komisi tinggi kepada marketingnya. Atau perusahaan asuransi tersebut adalah perusahaan "tidak jelas" dimana margin labanya sangat tinggi dikarenakan hanya menerima premi tetapi mempersulit pembayaran klaim :)
Hal diatas sama halnya dengan pertanyaan seperti ini, kenapa BPR berani memberikan bunga deposito yang jauh lebih tinggi daripada bunga bank besar? Tentunya Pak Arief dapat menjawab sendiri pertanyaan ini :)
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hal ini, justru bila sebuah broker memiliki semakin banyak IB maka ada baiknya untuk berhati-hati dan waspada dikarenakan menandakan bahwa broker yang dipasarkan IB tersebut belum tentu baik.
Lucunya, yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya. Justru semakin banyak IB maka broker tersebut dianggap semakin terpercaya.
Hal ini dikarenakan adanya persepsi yang salah, yaitu yang menganggap bahwa IB adalah perwakilan broker. Tentunya semakin banyak "perwakilan" maka semakin terpercaya dong broker tersebut :)
Padahal IB hanyalah sekedar "nama keren" dari tenaga marketing di dunia forex :)
Pada saat nantinya broker melakukan kecurangan, IB tidak dapat berbuat apa-apa dikarenakan mereka hanyalah sekedar tenaga marketing dan bukan perwakilan. Yang dikantongi IB hanyalah komisi hasil pencarian klien, sedangkan deposit klien diterima seluruhnya oleh broker yang diwakilinya.
Sama halnya dengan ilustrasi asuransi diatas, bisakah Pak Arief menuntut sales asuransi apabila klaim dipersulit? Tentunya tidak bisa, karena tuntutan klaim bukanlah tanggung jawab sales tetapi sepenuhnya tanggung jawab perusahaan asuransi (broker).
Ketiga, perihal spike dan stop loss hunting.
Software untuk memanipulasi dikenal dengan nama Virtual Dealer Plugin. Software inilah yang digunakan oleh Market Maker broker untuk melakukan spike, stoploss hunting, freeze terminal, stoploss disable, requote, dan berbagai akal-akalan lainnya.
Agar lebih jelas perihal software Virtual Dealer Plugin ini, silahkan membacanya pada artikel terdahulu disini: Brokers Tricks
Solusi untuk mengatasi hal ini, mudah. Caranya jangan gunakan Market Maker broker dan segera pindahlah ke ECN/STP broker yang lebih memiliki kejujuran dan transparansi.
Demikian Pak Arief, semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan.
Silahkan berkirim email bila masih merasa kurang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar