Sabtu, 17 Desember 2011

Offline Chart

Selamat Siang Pak Ary,

Nampaknya pengunjung blog pak ary adalah master ea semua ya pak, karena dari awal blog gak ada screenshot sharing pembelajaran untuk manual trading, jadi saya iseng2 aja nampilin chart pembelajaran saya,,yg saya sesali, saya cuma bisa belajar offline,,gimana nanti mau
real trading, kaya apa hasilnya?

Yah mau gimana lagi, bentrok waktunya.


Pada chart, ada dari bagian yg saya bulatkan,,pas kita melihat langsung mungkin akan menghasilkan persepsi berbeda. Mungkin kalo pembicara seminar pakenya chart offline dalam menjelaskan, kita anggap kaya orang pinter, namun pas online, kita gak tau dah tuh gimana apa bisa.

Atas kesediaan Pak Ary membaca email saya ini, saya ucapkan terima kasih banyak.



Pak Irfansyah,

Blog ini memang jarang membahas perihal manual trading sehingga nyaris tidak ada screenshot sharing pembelajaran untuk manual trading. Disamping di tempat lain sudah banyak yang membahasnya, juga saya pribadi meyakini bahwa trading system adalah pencerminan dari "personal taste" dimana tergantung kepada selera dan kepribadian masing-masing.

Oleh karenanya, buat apa buang waktu membahas dan kemudian memperdebatkan sesuatu yang tergantung pada selera masing-masing :)

Trading system dapat diibaratkan seperti sebuah pistol. Yang memiliki tangan besar tentunya lebih nyaman bila menggunakan pistol berjenis Magnum .357 seperti Clint Eastwood di film Dirty Harry. Yang bertangan biasa-biasa saja mungkin lebih menyukai menggunakan Colt atau Glock. Sedangkan yang bertangan kecil mungkin lebih menyukai menggunakan Baretta.

Bila pistol tersebut dibandingkan maka masing-masing pihak akan bertahan bahwa Magnum lebih nyaman digunakan dan lebih presisi, sedangkan pihak lain akan mengatakan bahwa Baretta lebih baik. Nah, tentunya akan menjadi perdebatan panjang dan tidak akan ada habisnya bila membandingkan Magnum dengan Baretta :)

Daripada kita semua buang waktu sia-sia hanya untuk memperdebatkan pistol mana yang lebih baik, kenapa tidak potong kompas dengan memberikan pembelajaran cara menembak dan kemudian membentuk psikologi serta kepribadian mereka yang menggunakan berbagai pistol tersebut.

Tentunya agar dapat menembak dan berburu dengan baik, juga diperlukan lokasi-lokasi yang tepat dimana binatang buruan lebih mudah dibidik dan ditembak. Oleh karenanya di blog ini dibahas juga perihal tempat-tempat berburu yang baik dan sekaligus juga diberitahu tempat-tempat mana yang tidak baik (baca broker).

Sehingga nantinya, si penembak sudah paham di lokasi mana saja (broker) dapat dilakukan perburuan yang baik dan juga sudah paham bagaimana mengendalikan diri sendiri agar tetap tenang (psikologi) sehingga dapat menembak lebih presisi, meskipun pistol yang digunakan berbeda-beda satu dengan lainnya.

Perihal offline chart, tidak usah saya, tetapi saya rasa Pak Irfansyah sendiri pun sudah dapat membacanya dengan fasih dah pintar :)

Sekarang coba kita prediksi bersama-sama kemanakah arah trend pada gambar dibawah ini:


Tentunya saat kita menghadapi chart seperti ini maka yang dilakukan adalah Buy. Toh terlihat seluruh indikator, candlestick, maupun time frame yang lebih besar menunjukkan bahwa trend masih menuju ke atas.

Tetapi ternyata trend ke atas sebentar lagi berakhir sehingga bila dilakukan Buy maka harus segera exit. Apabila telat exit dan tidak digunakan SL maka dapat berakibat margin call karena setelahnya trend bergerak ke bawah sangat curam.

Andaikan Pak Irfansyah melakukan entry Buy dan kemudian telat exit dan loss, pasti menyalahkan trading system.

Kebanyakan pada umumnya yang dilakukan adalah menyalahkan trading system. Padahal kalau di analisa kembali, loss yang trejadi bukan karena trading system tidak akurat. Trading system sudah benar adanya dimana menunjukkan trend masih akan ke atas.

Yang salah adalah diri kita sendiri dikarenakan kurang cepat bereaksi saat melihat tanda-tanda trend akan berbalik arah. Pada saat tersebut pada umumnya timbul harapan dalam diri bahwa trend masih akan melanjutkan menuju ke atas.

Sehingga yang dilakukan adalah tidak segera exit meskipun candlestick sudah turun tajam dikarenakan masih ada harapan dalam diri. Akibatnya sudah dapat ditebak, akhirnya loss. Kalau digunakan SL masih mendingan, tetapi kalau tidak digunakan SL maka modal habis hanya akibat kesalahan terlambat di satu kali exit.

Perhatikan saja kenapa seminar-seminar trading dari murah sampai yang mahal selalu diselenggarakan Sabtu Minggu. Dikarenakan market saat tersebut sedang tutup sehingga pembicaranya dapat beralasan tidak dapat digunakan chart online dikarenakan market sedang tutup :)

Membaca chart offline jauh lebih mudah daripada yang online. Semua yang pernah belajar basic trading pasti dapat melakukannya :)

Oleh karenanya seminar lebih menyukai chart offline dikarenakan mudah dan tidak mungkin salah. Bagaimana bisa salah, kalau yang dianalisa adalah sesuatu yang sudah terjadi dan diam tak bergerak :)

Oleh karenanya, kalau ada salah satu teman Pak Irfansyah dengan bangganya pamer dia telah mengikuti seminar trading yang mahal maka jangan komentar apapun dan cukup tersenyum saja.

Yang mau dan berminat mengikuti seminar biasanya adalah mereka yang masih sangat awam dimana yang dilakukan saat seminar berlangsung biasanya akan sangat sibuk mencatat dan bahkan kalau perlu merekam :)

Dikarenakan dia merasa bahwa pembicaranya sangatlah jenius dan pintar. Maklum saja kalau kita masih awam, tentunya yang lebih tahu akhirnya menjadi seolah-olah seperti sangat pintar :)

Akan tetapi coba Pak Irfansyah sendiri yang mengikuti seminar tersebut, pasti saat seminar berlangusng Pak Irfansyah akan lebih banyak menguap karena merasa bosan. Yang beginian saja kok diajarkan, khan banyak tersedia gratis di internet :)

Itulah bedanya, antara yang awam dan yang sudah paham.

Mengutip kalimat Pak Hadi, dengan banyak ilmu akan lebih mudah dalam mencari harta. Selain itu juga dengan banyak ilmu maka kita tidak akan mudah tertipu dan dijerumuskan. Yang mengikuti seminar mahal sebenarnya adalah yang tertipu dikarenakan apa yang diajarkan di seminar tersebut pada umumnya tersedia gratis di internet :)

Bila offline chart diam tak bergerak, maka online chart kadang bergerak pelan dan kadang bergerak kencang.

Dalam menghadapi online chart yang diperlukan tidak hanya kemampuan analisa semata, tetapi diperlukan juga kemampuan prediksi, disipin, antisipasi, dan reaksi cepat. Tidak semua orang dapat melakukannya dikarenakan yang mampu melakukannya pada umumnya sudah melewati masa latihan bertahun-tahun untuk membentuk kemampuan tersebut.

Offline chart dapat diibaratkan seperti menembak binatang yang diam terikat. Sehingga tanpa perlu repot-repot mengira-kira arah dan kecepatan angin, kecepatan binatang itu sendiri, serta kecepaatan peluru, sudah pasti akan kena.

Berbeda dengan online chart, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan.

Tidak hanya faktor eksternal saja, seperti bentuk candlestick, arah indikator, letak support resistant, kualitas trend, dan berbagai faktor lainnya. Tetapi faktor internal juga harus mendukung, seperti emosi harus stabil, tidak sedang capek, feeling sedang bagus, situasi kondisi lokasi trading juga mendukung.

Bayangkan saja kalau Pak Irfansyah saat melakukan trading dan disampingnya ada pacar yang sedang mengomel marah-marah, bagaimana bisa konsentrasi :)

Oleh karenanya Pak Irfansyah, luangkan waktu meskipun hanya 1-2 jam untuk belajar dari online chart.

Bagaimanapun juga, online chart berbeda sangat jauh dengan offline chart.

1 komentar:

  1. mantep sekali pak ary tenteang penjelasan seminar forex yg skrg banyak sekali :D

    BalasHapus