Sabtu, 05 Februari 2011

Comparing Brokers (#3)

Pembandingan broker menemukan hal yang menarik, ternyata tidak semua broker melakukan negative balance protection.

Negative balance protection adalah proteksi agar saldo account yang dimiliki tidak langsung menjadi nihil akibat loss. Contoh sederhana perihal hal ini, misalnya melakukan entry buy EURUSD sebanyak 1 lot dengan leverage 1:100. Maka sebagian modal akan digunakan untuk membeli 1 lot seharga USD 1.355 (margin)sedangkan sebagian lagi digunakan untuk mengcover floating loss (free margin).

Apabila entry ternyata salah arah, maka free margin akan tergerus oleh floating loss. Akibatnya nilai margin level akan terus menurun sampai minimalnya di nilai 100%. Nah, apabila tercapai margin level 100% maka entry tersebut akan otomatis dipaksa untuk close oleh broker. Inilah yang disebut margin call atau negative balance protection.

Sehingga meskipun mengalami loss, tetapi dengan adanya negative balance protection, maka modal masih tersisa USD 1.355. Dengan kata lain, masih tersisa "puing-puing" modal dan tidak habis sama sekali.

Kemarin disengaja uji coba melakukan entry melawan trend dengan lot besar. Hasilnya ternyata terdapat 3 broker yang tidak menggunakan negative balance protection yaitu Askap, IBFX, dan Oanda seperti ditunjukkan gambar di bawah:





Terlihat pada gambar diatas bahwa nilai free margin menjadi minus. Hal ini akibat 3 broker diatas tidak secara otomatis menutup transaksi pada saat free margin nilainya 0 dan nilai margin level dibawah 100% seperti halnya broker-broker lainnya. Akibat hal ini akan sangat fatal, modal dapat habis sama sekali.

Oanda masih dapat dimaklumi dikarenakan penggunaan platform Metatrader baru diperkenalkan bulan ini. Oleh karena masih dalam masa percobaan, kesalahan seperti ini dapat dimaklumi. Yang diherankan adalah IBFX dan Askap, dimana keduanya adalah broker yang telah lama menggunakan platform Metatrader. Seharusnya mereka terapkan negative balance protection untuk melindungi kliennya dari kerugian yang lebih fatal.

Pembandingan broker juga menemukan bahwa terdapat broker yang melakukan pembedaan asal negara klien. Hal ini sangat mengherankan, kok bisa ya di jaman globalisasi seperti saat ini masih saja ada yang mengedepankan perbedaan negara asal. Broker seperti ini melakukan diskriminasi terhadap trader yang berasal dari negara-negara "blacklist".

Salah satu contohnya adalah broker Go Markets Australia (www.gomarketsaus.com) dengan tegas menolak calon klien asal Indonesia dengan alasan adanya aturan pencucian uang yang diterapkan oleh negara Australia. Berikut jawaban email yang diterima:



Alpari UK juga melakukan hal yang sama, diskriminasi dilakukan berdasarkan negara asal klien. Anehnya, Indonesia dan Malaysia justru dikategorikan sebagai kelompok negara-negara Timur Tengah (apa karena mayoritas muslim ya?). Perhatikan saja tabel perbandingan account Metatrader Micro dan Classic di bawah ini:

Terlihat dengan jelas pada tabel diatas bahwa diskriminasi dilakukan dengan cara menerapkan spread lebih tinggi berdasarkan negara asal klien. Heran, apa hubungannya negara asal dengan spread ya...

Tapi lucunya, demo Metatrader yang diberikan oleh Alpari tidak menggunakan demo Micro atau Classic account seperti tabel tersebut. Demo yang diberikan adalah untuk account Metatrader Pro yang menerapkan spread nyaris 0 (tetapi modal minimal harus sebesar USD 20 ribu). Sehingga demo account Alpari ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

Oleh karena demo yang diberikan menggunakan spread nyaris 0, maka para calon klien yang mencoba demo akan merasa seolah-olah menggunakan Alpari sangat menguntungkan. Padahal kondisi sangat menguntungkan ini baru akan terjadi apabila menggunakan account Metatrader Pro dengan modal awal minimal harus sebesar USD 20 ribu. Bila modal awal tidak sebesar USD 20 ribu, maka yang diperoleh hanyalah account Micro atau Classic yang menerapkan diskriminasi spread sesuai tabel diatas.

Uji coba pembandingan yang dilakukan minggu ini hanyalah uji coba pengenalan demo account masing-masing broker. Adanya perbedaan leverage membuat sedikit rancu untuk menentukan jumlah lot yang tepat digunakan pada seluruh account. Uji coba lebih detil baru akan dilakukan pada minggu depan dimana juga akan dibandingkan dengan live account.

Hasil sementara dari uji coba adalah sebagai berikut:



Terlihat bahwa ada sebagian broker yang mengalami loss lebih besar. Hal ini dikarenakan broker-broker tersebut menerapkan spread atau komisi yang lebih tinggi daripada broker lain. Broker Go Markets Australia satu-satunya yang tidak melakukan entry dikarenakan demo Metatrader-nya mengalami loss connection dengan server.

Loss connection dengan server terjadi juga di broker lain, yaitu pada FxOpen dan Tadawul. Tetapi karena minggu ini hanyalah sekedar pengenalan account dan belum dilakukan uji coba detil, maka loss connection tersebut masih belum dapat dijadikan kesimpulan.

Yang menarik dari hasil sementara uji coba diatas, ternyata terdapat juga broker yang mengklaim dirinya sebagai ECN broker tetapi justru menerapkan spread yang lebih tinggi daripada broker bukan ECN. Ehm, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa menyebut dirinya sebagai ECN broker hanyalah sekedar strategi marketing semata. Belum tentu yang menyebut sebagai ECN broker akan menguntungkan karena belum tentu menggunakan spread lebih rendah.

Hal seperti ini terjadi juga pada FXDD MTXtreme yang mana untuk mendapatkan account ini minimal deposit harus sebesar USD 5.000 dengan promosi bahwa spread akan lebih kecil daripada account Metatrader Mini dan Standard.



Tetapi fakta yang ditunjukkan pada tabel pembandingan diatas memperlihatkan bahwa FXDD MTXtreme justru mengalami loss yang sedikit lebih tinggi daripada account FXDD Malta. Kemungkinan besar hal ini dikarenakan spread MTXtreme lebih tinggi daripada FXDD Malta, wah... kok tidak sesuai dengan promosinya :)

Broker yang masih menggunakan platform 4 digit cenderung lebih merugikan dikarenakan pembulatan yang dilakukan. Sebagai contoh, misalnya loss 7,5 pip maka oleh broker 4 digit akan dibulat menjadi 8 pip. Hal ini sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi menguntungkan apabila mampu konsisten melakukan profit diatas 0,5 pip dan loss dibawah 0,5 pip.

Sebagai contoh, tiap kali profit mencapai diatas 0,5 pip (7,5 pip, 10,6 pip, 11, 7 pip) maka entry langsung di close. Sedangkan bila terjadi loss harus diusahakan agar selalu dibawah 0,5 pip (7,4 pip, 10,3 pip, 11, 2 pip). Bila mampu melakukan hal tersebut maka profit akan selalu dibulatkan ke atas dan loss akan selalu dibulatkan ke bawah, menjadi lebih menguntungkan bukan? Akan tetapi, siapa yang mampu terus menerus seperti itu bila trading manual, hanya bisa terjadi apabila trading menggunakan robot :)

Kesimpulan sementara dari hal-hal diatas, apabila Anda adalah retail trader yang bermodal kecil, maka trading akan menjadi lebih sulit untuk profit dikarenakan tingginya spread. Modal besar dapat membuat Anda memiliki account yang benar-benar menerapkan spread minimal, sehingga profit akan lebih cepat diperoleh. Sebagai contoh, apabila memiliki account Alpari Metatrader Pro yang memerlukan modal minimal USD 20 ribu dimana spread nyaris 0, tentunya profit menjadi lebih mudah didapat.

Akan tetapi, oleh karena uji coba pembandingan broker ini bertujuan untuk menemukan retail broker terbaik, tentunya Alpari dengan modal minimal USD 20 ribu bukanlah pilihan. Karenanya, uji coba ini akan dilanjutkan minggu depan sehingga pada akhirnya dapat ditemukan retail broker terbaik yang memberikan spread minimal dan tidak memerlukan modal awal besar.

Agar pembandingan dapat lebih detil lagi, disamping digunakan demo account, juga akan disandingkan dengan live account. Entry dan exit akan dilakukan secara manual. Akan digunakan 1 buah Master dan 20 buah Slave, yang terdiri dari 18 buah demo account dari berbagai broker seluruh dunia dan 2 buah live account.



Kita pantau bersama bagaimana hasilnya.

1 komentar:

  1. Salam....kalau boleh tahu, gimana nih kelanjutan pantauannya ? mohon pencerahan.

    BalasHapus