Minggu, 06 Februari 2011

Entry & Exit Strategy


Pak Ary,

Artikel tentang Trading Wisdom sangat menggugah. Semoga banyak yang membaca artikel tersebut karena apa yang tertulis disana benar-benar 'wise' apalagi untuk para trader yang baru memulai 'karirnya' dalam market.

Sebenarnya kemarin saya baru sempat membuka blog Andromeda lagi karena saya teringat tentang sebuah strategi dalam EA yang ingin saya tanyakan. Namun, saat saya membuka blog tersebut sudah banyak artikel menarik yang saya lewatkan untuk dibaca salah satunya Comparing Brokers. Salut untuk Pak Ary yang berdedikasi tinggi dalam trading ini hingga sangat berniat meluangkan waktunya untuk membandingkan broker yang satu dengan yang lain. Semoga Pak Ary bisa menemukan broker yang terbaik yang bisa dipercaya untuk nantinya dapat digunakan pada Managed Fund dengan deposit yang terjangkau tentunya.

Kembali ke masalah EA, ada sebuah pernyataan Pak Ary dalam artikel di bagian Andromeda Managed Funds #2 tertulis:

"Yang problem adalah exit, karena bila exit tidak optimal maka RR akan menjadi kacau balau dan dalam jangka panjang akan merugikan karena dapat membuat account amblas.

..., kadang saatnya exit terlambat sehingga profit kecil. Kadang kala terlalu cepat sehingga profit tidak maksimal. Singkat kata, bila automatic exit yang optimal telah ditemukan, maka separuh dari badan robot telah tercipta, tinggal langkah selanjutnya menyempurnakan entry."


Yang mengganjal dan menjadi pertanyaan dari pernyataan tersebut tentunya adalah mengenai masalah Entry dan Exit Strategy. Tampak dari pernyataan tersebut, saya mengasumsikan (semoga kurang tepat) bahwa Exit Strategy yang sebenarnya paling penting. Bukankah sebenarnya justru Entry Strategy yang paling penting dan menjadi inti EA itu sendiri?

Menurut asumsi saya, Entry yang tepat adalah main target dalam EA karena disitulah kita mencari sebuah posisi order yang sesuai dengan arah pergerakan market, bukan? Tentunya ini adalah impian saya yaitu jika saja bisa membuat sebuah Entry Strategy yang mampu membaca arah candlestick (tanpa indikator) maka dapat dipastikan 'grail' sudah didepan mata. :)

Sekian dulu korespondensi dari saya. Semoga Pak Ary tetap semangat. Terima kasih untuk perhatiannya.


Best regards,
Aras


Benar Pak Aras, artikel berjudul Traders Wisdom memang ditujukan kepada para trader yang baru memulai karirnya dalam market. Artikel tersebut bukanlah hasil mengarang sendiri tetapi hasil copy paste dari forexfactory.com dimana hanya diambil yang menggugah saja dan kemudian dilakukan sedikit editing agar lebih enak dibaca.

Sengaja diambil dari forexfactory.com dan kemudian ditampilkan di blog ini, dikarenakan apa yang tertulis benar adanya.

Trading sebenarnya hanyalah sebuah pekerjaan. Oleh karenanya, tidak semua orang akan dapat cocok untuk melakukannya. Sama halnya dengan tidak semua orang cocok menjadi dokter atau tentara, hanya mereka yang terpanggil sajalah yang mampu. Trading pun sama, akan tetapi menjadi campur aduk dikarenakan adanya potensi menghasilkan uang tidak terbatas.

Banyak yang terjun ke trading hanya karena alasan ingin kaya raya dalam waktu singkat. Padahal tidaklah semudah itu, perlu kerja keras, disiplin, dan pengorbanan agar dapat mengalahkan market. Sama saja dengan dokter atau tentara pada contoh diatas, mereka perlu sekolah bertahun-tahun agar kemudian dapat meraih karier tersebut. Itupun tidak semua dokter atau tentara nantinya setelah lulus sekolah, kemudian menjadi dokter atau jenderal yang sukses dan terkenal.

Apa yang membedakan dokter yang biasa-biasa saja dengan dokter yang terkenal? Menurut pendapat saya, perbedaan terletak pada adanya passion (kesukaan). Bila pada dasarnya sejak kecil sudah berkeinginan menjadi dokter dan kemudian setelah menjadi dokter pun masih tidak puas dan selalu belajar terus menerus untuk memuaskan rasa penasarannya, hal inilah yang akan membedakannya dengan dokter yang biasa-biasa saja.

Saya meyakini bahwa Tuhan telah memberikan kelebihan pada setiap orang melalui kesukaannya. Bila ingin mencapai sukses, gunakanlah kesukaan (passion) dan bukan menggunakan kelemahan (yang tidak disukai).

Ada satu pesan bijak dari alam dimana segala sesuatu itu terwujud melalui "proses" yang tentunya juga membutuhkan "waktu". Sama saja dengan keinginan menjadi trader yang sukses, tentunya melalui "proses" dan membutuhkan "waktu". Passion adalah tenaga agar mampu menjalani "proses" dan "waktu", kalau tenaga tersebut tidak ada maka sudah dapat dipastikan akan gagal di tengah jalan.

You need patience while walking threw hell to get to heaven

Bila tidak betah duduk berlama-lama di depan monitor, jangan paksakan diri untuk menjadi trader. Percuma saja, karena hanya membuang waktu. Tuhan telah sangat adil, uang tidak hanya datang dari melakukan trading. Semuanya bisa dijual untuk mendatangkan uang, yang perlu dilakukan hanyalah bagimana menjadikan apa yang ditawarkan oleh diri menjadi lebih baik daripada yang ditawarkan oleh orang lain, agar nantinya lebih laku dijual daripada milik orang lain. Oleh karenanya, jalan tercepat untuk menjadi terbaik adalah menggunakan kelebihan dalam diri yang sudah dianugrahkan oleh Tuhan.

Kenapa menggunakan kelebihan dalam diri merupakan jalan tercepat? Karena sudah tidak perlu memoles lagi. Bayangkan bila seorang yang pendiam disuruh menjadi salesman menjual barang. Banyak hal yang harus dilakukan terlebih dahulu agar kemudian dapat menjual barang. Harus belajar berbicara yang baik, belajar merayu pembeli, dan lain sebagainya. Tapi coba bila yang menjadi salesman adalah seseorang yang sudah memiliki bakat berbicara dan merayu, tentunya tanpa perlu belajar apapun akan dengan mudahnya dapat menjual. Tuhan telah sedemikian adil, hanya saja kita kadang tidak menyadarinya.

Masalah utama sebenarnya terletak pada kemampuan memahami diri sendiri (Self). Tidak banyak orang yang mampu mengenali dirinya sendiri dengan baik. Akibatnya, sangat sedikit yang paham akan passion-nya sendiri. Akhirnya yang terjadi hanyalah sekedar ikut-ikutan. Contoh sederhana akan hal ini, perhatikan saja acara seleksi Indonesian Idol atau acara lain sejenis di televisi, banyak sekali yang tidak menyadari kalau tidak bisa bernyanyi tetapi memaksakan diri untuk bernyanyi :)

Pak Aras silahkan mencoba test sederhana ini, coba saja ambil 2 lembar kertas kosong dan bagikan kepada teman-teman. Minta kepada mereka, pada 1 lembar kertas tuliskan sebanyak mungkin "apa yang tidak diinginkan" dan di kertas lain sebanyak mungkin tuliskan "apa yang diinginkan".

Pada saat diminta menuliskan apa yang mereka inginkan, mereka akan mencoba menulis mulai 1 ... 2 ...... 3 ... Mulai termenung mencari .... 4 ... Merenung lebih lama .... 5 .... Mulai terhenti .....

‎​Untuk membantu mereka supaya tidak terhenti, sebaiknya disarankan untuk sementara melupakan menulis apa yang mereka inginkan. Mulailah dengan menulis apa yang tidak mereka inginkan. Apa yang mereka rasa tidak nyaman pada diri mereka, lingkungan, terdekat atau sekitar mereka, apa yang ditakutkan atau dikhawatirkan akan terjadi, dan semacamnya. Buat nomor urut 1 sampai 20 kalau perlu sampai 100.

Nantinya Pak Aras akan mengetahui bahwa kebanyakan orang akan dengan sangat lancar menuliskan "apa yang tidak mereka inginkan" :)

Kesimpulannya, kebanyakan orang baik sadar maupun tidak, lebih banyak menggunakan pikirannya untuk memperhatikan "hal-hal yang tidak diinginkan". Takut dijadikan bahan omongan orang, takut si boss tidak senang, dan lain sebagainya, dimana akibat hal-hal ini justru tidak "menjadi diri sendiri" tetapi menjadi "diri yang diinginkan oleh orang lain". Yang dilakukan adalah selalu berusaha menyenangkan orang di sekeliling dan makin jauh dari diri sendiri.

I was listening to everybody opinions, all but mine...

Nah, kalau sudah makin jauh dari diri sendiri, bagaimana bisa tahu passion dalam diri? Tidak akan pernah tahu, karena yang dilakukan adalah berusaha membentuk dirinya agar sesuai dengan yang diinginkan oleh orang lain. Padahal akibat hal ini, justru akan menyiksa diri sendiri dan tidak menimbulkan kebahagiaan. Karena yang dilakukan bukanlah passion-nya sendiri, tetapi passion orang lain.

if you are not conscious why you trade, you’ll never be happy nor successful

Sama saja dengan trading, banyak orang melakukannya bukan karena passion, tetapi karena ingin mendapatkan uangnya. Memaksa diri padahal tidak suka berlama-lama di depan komputer, tidak sabaran padahal dalam trading diperlukan ketelatenan dan kesabaran ekstra, malas belajar padahal dalam trading dituntut belajar terus menerus tanpa henti. Bila hal ini tetap dilakukannya dengan memaksakan diri, suatu hari nanti bukanlah kebahagiaan yang didapat tetapi justru perasaan tersiksa. Perasaan tersebut akan menguras energi yang bersangkutan, oleh karenanya sering disebut sebagai "lintah energi" dimana lama kelamaan akan dapat menimbulkan penyakit dalam diri.

Oleh karenanya, jadilah diri sendiri dan gunakan semaksimal mungkin passion yang telah dianugrahkan Tuhan.

Find that "Self" and the parallel questions of Life, Meaning, God, etc. will find their answers, too.

Itulah PERFECT ENTRY dalam hidup ini :)


Kenapa exit lebih penting daripada entry?

Dalam hidup ini maupun dalam trading, exit lebih sulit daripada entry. Sangat sulit melakukan exit, baik dalam kondisi loss ataupun profit. Contoh sederhana seperti Mesir saat ini, kenapa sih tidak turun tahta saja? Toh profit sudah banyak :)

Kenapa ada saja perusahaan yang tetap bertahan pada saat kondisi sudah nyaris bangkrut. Kenapa ada karyawan yang tetap dipertahankan padahal jelas-jelas tidak produktif. Itulah contoh exit dalam kondisi loss. Jawaban atas kedua hal tersebut adalah sama, yaitu karena kita tidak pernah mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang, sehingga akhirnya timbul pengharapan.

Harapan bisa bertahan di tahta, harapan kondisi akan lebih membaik di masa mendatang. Pengharapan tersebut yang efeknya justru akan lebih menghancurkan apabila yang terjadi di masa mendatang tidak sesuai. Bila exit saat ini, tentunya akan lebih banyak yang bisa diselamatkan daripada exit nanti pada saat baru disadari ternyata harapan tidaklah sesuai dengan kenyataan yang dihadapi.

Pengharapan hanya boleh dilakukan apabila terdapat 2 hal yang mendukungnya, yaitu adanya kondisi yang memungkinkan dan adanya upaya terus menerus mencapai harapan. Tetapi apabila salah satu atau seluruhnya tidak mendukung pengharapan, maka lebih baik lakukan exit sesegera mungkin untuk menghindari efek kehancuran yang lebih hebat nantinya.

Dalam hidup ini maupun dalam trading, lebih banyak diajarkan entry daripada exit. Bersekolah yang baik agar nantinya mendapat pekerjaan baik adalah entry dalam hidup ini. Atau baca saja forum-forum forex, lebih banyak mengajarkan entry daripada exit. Padahal tidak semua entry hasilnya baik, kadang kala buruk. Bisa saja sudah sekolah yang baik tetapi menjadi pengangguran. Pada saat hal ini terjadi, kebanyakan tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

Hasil statistik menunjukkan bahwa kebanyakan mengalami kehilangan uang modal bukan dikarenakan salah entry, tetapi akibat tidak bereaksi saat loss terjadi. Akibatnya loss membesar dan memakan modal. Salah entry adalah hal biasa dalam trading maupun dalam hidup ini, tetapi akan menjadi berakibat fatal kalau dibiarkan membesar.

Gambaran sederhananya seperti ini, contoh pertama, lakukan 3 kali entry dengan take profit 20 pip dan tanpa stoploss. Andaikan 2 kali entry akan menghasilkan profit masing-masing 20 pip, sedangkan entry ketiga salah dan kemudian dibiarkan karena tidak digunakan stoploss. Tentunya profit 40 pip yang sebelumnya diperoleh ditambah modal, seluruhnya akan tergerus loss akibat entry ketiga yang salah. Disini terlihat pentingnya membatasi resiko, segeralah exit apabila kondisi tidak lagi memungkinkan, seperti halnya contoh Mesir diatas :)

Contoh kedua, 3 kali entry dengan stoploss dan take profit masing-masing 20 pip sehingga Risk Reward Ratio (RR) adalah 1:1. Andaikan 2 kali entry berhasil profit 20 pip, tetapi pada entry ketiga sempat terjadi floating profit sebesar 15 pip (tidak sampai menyentuh garis take profit 20 pip), dan setelahnya berbalik arah sehingga garis stoploss tersentuh. Pada contoh kedua ini terlihat bahwa 3 kali entry benar seluruhnya, tetapi menjadi salah pada entry terakhir akibat exit yang tidak benar.

Contoh ketiga, 3 kali entry dengan stoploss 20 pip dan exit tidak menggunakan take profit tetapi menggunakan auto exit EA. Entry 1 dan 2 menghasilkan profit 50 pip dan 70 pip.

Kenapa bukan 20 pip seperti contoh pertama dan kedua? Pada contoh pertama dan kedua diasumsikan garis take profit tersentuh, artinya, harga bergerak sangat kencang sehingga dengan mudahnya take profit tersentuh. Hal ini dapat diartikan juga bahwa dengan kencangnya pergerakan, tentunya profit dapat melebihi 20 pip.

Sehingga, mungkin batas maksimal (yang setelahnya harga akan berbalik arah) adalah sekitar 50 pip dan 70 pip. Dengan menggunakan fleksibel exit (auto exit EA) maka 3 entry akan menjadi seluruhnya benar, yaitu profit 50 pip, 70 pip, dan 15 pip. Perlu diketahui bahwa market bukanlah ilmu pasti, kita harus sefleksibel mungkin mengikutinya.

Sukses dalam trading, bukanlah terletak pada entry, tetapi terletak pada exit.

Tidak perlu entry 100% benar, cukup sedikit diatas 60% saja akan menghasilkan profit besar. Kuncinya, manfaatkan entry yang sudah benar untuk melakukan exit seoptimal mungkin.

Tidak apa-apa 4 kali salah melakukan entry, toh sudah dibatasi dengan stoploss masing-masing 20 pip. Tetapi kalau entry ke-5 ternyata benar, bisa saja entry terakhir ini menghasilkan 200 pip. Sehingga apabila dijumlahkan hasilnya adalah profit 120 pip.

Itulah kenapa exit lebih dipentingkan daripada entry. Tetapi hal ini baru akan terjadi apabila untuk melakukan entry yang tepat sudah paham betul, kalau entry masih kacau balau, ya jangan dulu... :)

Pentingnya exit bukan hanya sekedar pendapat saya sendiri, tetapi sudah dibuktikan oleh juara kontes myfxbook Oktober 2010. Pak Aras dapat membacanya disini: Analyzing The Winners

Perhatikan bahwa juara tersebut memiliki akurasi entry hanya sebesar 67%, tetapi kenapa profit dalam sebulan dapat mencapai 40 kali lipat? Bukan entry yang utama, tetapi dia benar-benar mengoptimalkan exit, let your profit run.

Holy grail atau kesaktian dalam trading bukanlah karena adanya sistem, indikator, candlestick "sakti" yang akurat 100%, tetapi terletak pada pola pikir dan sudut pandang. Lihat saja juara tersebut, profit 40 kali bukan dihasilkan dari sistem yang entry-nya 100% akurat.

It's no surprise to me that most traders are philosophers, first you have to know who you are, after that you'll see the whole world under a different light, then you can develop your "unique" strategy..

Dari pertanyaan yang Pak Aras ajukan, saya mengasumsikan (semoga kurang tepat) bahwa Pak Aras masih bingung dengan entry. Sehingga, entry saja masih bingung harus bagaimana, kok sekarang sudah dibilang justru lebih baik memikirkan exit, wah... jadi tambah bingung khan :)

Tidak apa-apa Pak Aras, yang mengalami kebingungan seperti itu tidak hanya Pak Aras sendiri, saya pun sama saja. Bahkan sampai merasakan kok otak saya ini tiba-tiba menjadi sangat bodoh sekali kalau berhadapan dengan trading, sejuta cara telah dicoba tetapi seluruhnya gagal total :)

Sebuah kalimat bijak yang selalu saya yakini agar tidak frustasi dengan trading, Jangan pernah malu melakukan kesalahan dan kegagalan, tetapi malulah bila melakukan dosa

Kegagalan justru mengiring kita menuju kesuksesan. Lakukan 10 cara dan seluruhnya gagal total, coba lagi cara ke-11 dan masih gagal. Coba lagi, mungkin pada cara ke-12 atau ke-13, baru ditemukan cara yang berhasil. Oleh karenanya, jangan pernah takut gagal. Kegagalan adalah cara Tuhan untuk mendekatkan diri kita kepada keberhasilan.

Sebagian besar orang memaknai kegagalan sebagai hal yang memalukan dan mengecewakan. Padahal kesalahan dan kegagalan adalah hal yang patut disyukuri karena telah memberi pelajaran berharga. Pola pikir dan cara pandang seperti ini yang menyebabkan sebagian orang seperti memiliki energi, kekuatan, atau daya tahan yang luar biasa dalam menjalani proses dalam rangka mewujudkan apa yang diimpikan.

You have to give trading everything, believe you can do it, and give yourself enough time, you have a better chance of success.

Its thousands of hours of screen time that develops our subconscious thoughts and instincts.


Suatu hari nanti bila Pak Aras makin mendalami trading, kebijaksanaan akan timbul dalam diri. Trading sebenarnya mirip dengan kehidupan, hanya saja efeknya lebih instan daripada efek yang terjadi dalam kehidupan. Hal-hal buruk yang dilakukan dalam trading dalam waktu singkat akan menghasilkan hal buruk juga.

Sistem trading adalah pencerminan dari karakter dan pola pikir diri sendiri, oleh karenanya jangan pernah mencontek karena akan sia-sia tidak mencerminkan diri sendiri. Ciptakan yang sesuai dengan diri Pak Aras sendiri. Memang akan perlu waktu lama, tetapi kalau memiliki passion, maka waktu tidak lagi menjadi problem karena melakukannya dengan hati yang senang. Lihat saja anak kecil yang asyik bermain, sampai lupa waktu bukan?

Semoga Pak Aras dapat menjadi lebih paham dan terbantu dengan artikel ini.

1 komentar:

  1. sungguh sesuatu yang sangat saya impikan menjadi seseorang yang punya pola pikir dan keluasan wawasan seperti bapak.
    terimakasih artikel-artikelnya pak, menambah semangat saya lagi ketika sekarang sedang berada dalam kejenuhan belajar dan kebimbangan karena belum juga menemukan harapan dalam dunia trading setelah belajar cukup lama dan hanya menyisakan +-3jam dalam 24jam untuk keperluan di luar MT4

    BalasHapus