Dalam investasi saham, valas, maupun komoditas, diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam akan seluk beluk investasi beserta cara-cara analisa.
Diperlukan ketekunan, kesabaran, serta pengorbanan waktu dan pikiran untuk mempelajarinya.
Anda tidak dapat hanya dengan membaca satu dua artikel saja dan kemudian mengharapkan mendapatkan keuntungan sepanjang waktu dari apa yang telah Anda baca.
Kalau bisa seperti itu, semua orang pasti sudah kaya dari investasi saham dan melupakan pekerjaan utama mereka. Kenyataannya toh ada yang gagal dan ada yang berhasil.
Pastilah ada perbedaan pemahaman antara yang berhasil dengan yang gagal.
Seorang investor profesional haruslah memiliki dedikasi sekaligus pemahaman menyeluruh. Karena hanya dengan itulah investor bisa sukses secara konsisten dalam berinvestasi.
Harus diingat, untuk menjadi seorang trader yang sukses, Anda harus terlebih dahulu menginvestasikan waktu dan pikiran Anda sebelum uang Anda.
Itu artinya ada jam-jam dimana Anda harus menghabiskan waktu membaca, mempelajari demo account, mencoba metode trading Anda, memahami bagaimana market bekerja, berkomunikasi dengan mereka yang telah lebih dulu mencoba real trading dan banyak kegiatan belajar lainnya.
Tidak semua orang mampu untuk melakukannya. Kebanyakan terjun ke bursa hanya dengan berbekal mimpi dan malas untuk belajar.
Bursa ibarat medan perang, Anda tidak dapat terjun tanpa senjata dan strategi yang baik. Bila Anda memaksakan juga, maka Anda akan bunuh diri. Anda tidak hanya sekedar terluka, tetapi nyawa Anda pun bisa melayang.
Sayangnya, yang memahami hal tersebut hanya investor professional. Dalam bursa finansial sejak dahulu sampai dengan sekarang, lucunya, justru spekulan yang berbondong-bondong terjun ke bursa dengan hanya berbekal mimpi dan keberuntungan.
Spekulan-spekulan ini tidak menyadari bahwa berkat uang merekalah bursa menjadi menarik karena investor professional dengan mudah “memakan” habis uang mereka.
Ironis memang, karena meski uang mereka pada akhirnya habis merugi di bursa, spekulan ini justru menyebarkan cerita manis ke teman-teman mereka, ke lingkungan mereka, bahwa investasi di bursa sangatlah menguntungkan hanya berdasar laba yang mereka peroleh sekali-sekali pada saat sedang beruntung.
Cerita manis tersebut menyebar kemana-mana dan makin banyak spekulan-spekulan lain yang berbondong-bondong terjun ke bursa tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka telah masuk perangkap. Cerita manis tersebut berlanjut dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, sehingga makin lebih banyak yang berbondong-bondong untuk terjun. Dengan demikian makin banyak uang yang beredar di bursa tersebut dan menjadikan bursa semakin menarik.
Disinilah peluang investor professional, karena dengan makin banyak uang yang beredar maka makin mudah juga untuk menghasilkan laba.
Agar lebih mudah dipahami, ibaratkan Anda memancing di lautan luas. Tapi apakah seseorang yang memiliki alat pancing mampu menghasilkan ikan? Belum tentu. Dia harus belajar bagaimana caranya memancing untuk dapat menghasilkan ikan di lautan yang bernama market atau bursa.
Apabila laut adalah market, maka pengetahuan memancing Anda adalah pengetahuan saham yang dimiliki. Sementara itu, merk alat pancing Anda adalah pialang yang menghubungkan Anda dengan bursa.
Bagaimanapun market adalah tempat semua ikan berkumpul. Disana terdapat ikan-ikan raksasa yang apabila Anda mampu mendapatkannya bisa membuat Anda kenyang selama beberapa bulan bahkan tahunan. Tetapi semakin besar ikan, semakin sulit memperolehnya. Semakin kecil tentu semakin gampang.
Memburu seekor ikan Marlin raksasa berukuran 4 meter tentu lebih sulit dibanding hanya mengejar anak ikan kembung yang baru menetas. Anda beresiko kehilangan kapal Anda bahkan nyawa apabila tidak memiliki kemampuan memadai menangkapnya. Tapi apakah bisa? Ya tentu bisa! Dengan berbekal pengetahuan yang memadai dan peralatan yang sesuai Anda mampu mendapatkan seekor ikan Marlin raksasa.
Bursa selalu berubah tiap saat, selalu berusaha mencari arah keseimbangan baru. Tidak ada pasar yang sepenuhnya bekerja secara efisien, selalu ada celah, selalu ada pola. Dengan adanya celah dan pola, maka pergerakan pasar dapat diprediksi.
Sama dengan cuaca, meskipun cuaca adalah ciptaan Tuhan (apalagi bursa yang hanya ciptaan manusia), manusia dengan bantuan pengetahuan dan teknologi akhirnya dapat memprediksi cuaca untuk waktu yang akan datang.
Perlu diingat, prediksi tidaklah selalu tepat dan selalu memiliki tingkat kegagalan.
Tapi dengan prediksi setidaknya dapat menentukan arah yang lebih pasti daripada menggantungkan sepenuhnya kepada intuisi dan metode tebak-tebakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar