Bermain di bursa, apapun namanya dan dimanapun, disebut sebagai trading.
Disebut seperti itu karena yang dilakukan di bursa adalah berdagang. Di bursa tersebut, penjual menawarkan barang miliknya dan pembeli melakukan pembelian di harga yang telah disepakati.
Bila di bursa saham, maka yang diperdagangkan adalah saham. Di bursa forex yang diperdagangkan adalah mata uang (currency), di bursa komoditi yang diperdagangkan adalah komoditas.
Berbeda dengan judi (gambling), dalam judi tidak ada transaksi jual beli, yang ada hanyalah transaksi "menebak". Dalam trading yang dilakukan bukanlah "menebak" seperti halnya judi, tetapi membeli di harga murah dan berharap bisa menjual kembali di harga lebih mahal dibandingkan harga beli sehingga memperoleh laba (capital gain).
Kemajuan teknologi membuat transaksi perdagangan tersebut hanya sekedar angka-angka yang terpampang di layar monitor komputer. Jadi jangan bayangkan bila membeli saham sebanyak 100 ribu lembar kemudian Anda membawa pulang fisik saham tersebut atau membeli kapas sebanyak 10 ton di bursa komoditi kemudian kapas tersebut Anda bawa pulang ke rumah. Seluruh data perdagangan yang dilakukan tersimpan di broker dan di otoritas pengawas bursa sehingga terjadi saling uji silang (cross check) dan kebenarannya tidak diragukan.
Perbedaan bursa dan pasar tradisional adalah status pemain (trader) bisa berubah setiap saat. Mungkin saja 5 menit sebelumnya trader berstatus sebagai pembeli karena belum memiliki barang yang akan dijual, tetapi begitu memiliki barang dan berniat menjual maka statusnya akan berubah menjadi penjual.
Prinsip trading di bursa manapun sama saja dan sederhana, yaitu beli di harga murah dan jual di harga mahal.
Gampang bukan? Memang, tapi yang sulit adalah menentukan apakah saat ini harga sudah murah atau masih mahal. Disinilah seninya, oleh karenanya perlu keahlian khusus agar bisa menentukan momen ini dimana keahlian khusus ini hanya bisa dibentuk dengan cara berlatih bertahun-tahun.
Kok lama sekali berlatihnya?
Nah, gantian saya yang bertanya kepada Anda, berapa lama Anda bersekolah sampai akhirnya bisa bekerja menghasilkan uang sendiri. Coba hitung, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan akhirnya menjadi Sarjana. Berapa lama semua itu? Sekitar 20 tahun bukan?
Mungkinkah Anda menghasilkan uang dari trading saham atau forex dengan hanya berlatih 3 bulan saja? Mungkin saja, tetapi setelah itu Anda akan kalah terus menerus dan rugi. Anda mungkin hanya menang 1 kali atau 2 kali, tetapi setelah itu mengalami puluhan kali kalah sampai akhirnya modal habis.
Sadari terlebih dahulu hal ini, tidak ada jalan untuk mencari uang dengan mudah hanya berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sangat minim.
Makin cepat Anda sadari, maka makin besar penghematan yang dapat Anda lakukan daripada Anda langsung terjun dan mengalami kerugian yang sangat besar.
Di bursa apapun selalu terdapat ikan-ikan hiu raksasa dimana mereka ini memiliki dana yang sangat besar dan mereka bermain dengan cara yang sangat profesional. Pemula biasanya hanya akan menjadi makanan mereka karena namanya pemula pasti akan kalah. Semakin banyak pemula yang ada di bursa tersebut, maka semakin senang hiu raksasa karena artinya semakin banyak makanan yang bisa dilahapnya.
Permainan di bursa adalah ZERO SUM GAME, artinya uang yang diperoleh pihak yang menang berasal dari uang pihak yang kalah. Siapa yang menang? Ya tentunya yang profesional. Siapa yang kalah? Tentunya pemula yang trading berdasarkan impian menjadi cepat kaya tetapi dengan bekal upaya dan pengetahuan yang minim.
Oleh karenanya, makin banyak pemula berada di bursa maka makin hidup bursa tersebut karena artinya makin banyak potensi makanan buat para profesional. Ingat kembali, ini adalah Zero Sum Game.
Wah... ngeri! Sulit dong kalau begitu?
Sebenarnya tidak, asalkan Anda memiliki ketekunan untuk belajar dan berlatih keras. Manusia diciptakan Tuhan dengan kecerdasan dan kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan makhluk lainnya. Kalau manusia lain bisa bermain dengan profesional, kenapa kita tidak bisa?
Mereka yang saat ini bermain profesioanal sebenarnya dulunya seperti Anda juga, yang berkali-kali mengalami kekalahan. Tetapi mereka cepat menyadari kesalahannya dan akhirnya berusaha tekun belajar dan berlatih bertahun-tahun sehingga kemudian kembali masuk bursa lagi dengan cara trading yang lebih profesional. Mereka dulunya hanyalah korban yang dilahap oleh para profesional sekarang berubah menjadi predator baru di bursa.
Oleh karenanya, sebelum Anda masuk bursa, pahami dahulu tulisan diatas dan tanyakan kepada diri Anda sendiri, sudah siapkah Anda menghadapi resiko tersebut bila Anda besok terjun ke bursa.
Bila masih belum siap, sebaiknya jangan, tunda dahulu dan mulai belajar, itu akan lebih menghemat uang Anda.
Atau bila Anda memang membutuhkan uang tambahan dengan bermain di bursa, saran saya, sebaiknya cari seseorang yang telah terbukti profesional untuk melakukan trading demi kepentingan Anda. Dengan cara ini, paling tidak dana Anda akan lebih aman daripada dimainkan sendiri dan Anda pun tetap dapat menikmati keuntungan dari trading.
Dari pengalaman, trading saham jauh lebih aman daripada trading forex dikarenakan:
1. Nilai saham tidak mungkin menjadi 0 asalkan yang dibeli adalah saham yang memiliki masa depan (fundamental) yang bagus. Saham-saham seperti ini biasanya disebut sebagai saham Blue Chip.
2. Membeli saham perbandingannya 1:1 artinya bila membeli saham yang nilainya 100 Rupiah maka yang harus dibayar pun 100 Rupiah. Hal ini dinamakan leverage 1:1. Meskipun dalam praktek bisa juga leverage 1:10 yang artinya saham yang nilainya 100 Rupiah cukup dibayar 10 Rupiah saja. Lho kok bisa? Bisa saja karena yang 90 Rupiah meminjam uang dari broker. Membeli saham dengan cara meminjam uang broker disebut juga sebagai margin trading.
Karena perbandingannya 1:1, bila harga saham jatuh, Anda tidak akan dipaksa broker untuk menjual saham tersebut (force sell) untuk menutup hutang Anda. Anda simpan saja saham tersebut dan tunggu harganya naik kembali, sehingga Anda tidak mengalami kerugian.
3. Nilai transaksi saham lebih kecil, minimal yang bisa dibeli adalah 1 lot atau 500 lembar saham. Misalnya Anda membeli 1 lot saham yang nilainya 100 Rupiah, maka modal Anda hanya sebesar 50 ribu (500 lembar x 100 rupiah). Sehingga bila mengalami kerugian, anggap saja 50%, maka hanya rugi 25 ribu.
4. Trading saham jauh lebih mudah daripada forex, dikarenakan irama pergerakan harga di saham relatif lebih lamban dibandingkan forex.
Meskipun begitu, saham memiliki kekurangan dibandingkan trading Forex:
1. Modal awal minimal sebesar 5 juta Rupiah sedangkan trading forex dapat hanya dengan modal minimal US$100 (sekitar 1 juta Rupiah).
2. Laba yang diperoleh dari saham jauh lebih kecil daripada laba di forex, dikarenakan pergerakan harga di saham tidak sekencang di forex (volatility).
3. Tidak ada fasilitas demo trading, sehingga untuk belajar dan berlatih menjadi sulit.
Sedangkan keuntungan trading forex adalah sebagai berikut:
1. Laba yang fantastis, ratusan bahkan ribuan persen profit dapat diraih asalkan memiliki kemampuan dan keahlian untuk meraihnya.
2. Modal awal yang kecil, cukup minimal US$100, bahkan ada beberapa broker yang banting harga dan mau menerima hanya dengan modal US$50
3. Jam trading yang buka 24 jam non stop sehingga bisa trading kapanpun
4. Demo trading tersedia hampir di semua broker, sehingga belajar dan berlatih agar ahli di forex dapat dilakukan dengan "murah meriah"
Kelemahan Forex adalah sebagai berikut:
1. Forex adalah trading "kelas berat", sangat sulit dilakukan karena kecepatannya yang sangat tinggi, hanya yang benar-benar ahli saja yang mampu meraih profit di forex.
2. Risiko yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan saham. Kalau di saham meskipun harga turun Anda belum merugi sepanjang saham tersebut belum dijual (potensial loss), tetapi dalam forex kerugian benar-benar real loss karena langsung menggerus modal Anda. Di forex selalu digunakan margin yang umumnya dengan leverage 1:100 yaitu Anda bisa membeli 1 lot senilai US$100.000 (standard account) atau US$10.000 (mini atau micro account) dengan hanya membayar seperseratus dari nilai itu. Akibatnya bila terjadi kerugian dan modal Anda tidak mencukupi untuk menutup kerugian yang terjadi, maka pada saat nilai modal mencapai 0 maka transaksi akan dipaksa ditutup oleh broker (margin call).
Oleh karenanya, bila Anda masih dalam taraf belajar sebaiknya trading saham saja dahulu sebagai latihan karena saham jauh lebih mudah daripada Forex dan tingkat resikonya pun jauh lebih rendah daripada Forex.
Bila penasaran ingin tahu Forex seperti apa, silahkan saja download demo trading dari broker-broker Forex dan biasakan diri Anda dahulu sebelum benar-benar terjun dengan uang sebenarnya.
Jangan pernah menggunakan modal yang terlalu besar apabila masih belajar, selalu ingat bahwa trading ibarat pisau 2 sisi, laba bisa diperoleh dan rugi pun bisa diderita.
Jangan pernah berfikir hanya 1 sisi saja, bermimpi untuk mendapatkan laba besar. Trader profesional selalu berfikir 2 sisi, Risk and Reward, kalau risk tidak sebanding dengan reward, maka lebih baik tidak melakukan trading agar tetap aman. Lebih baik menunggu kesempatan lain yang reward-nya lebih besar daripada risk-nya.
Nah... hal ini biasanya belum dipahami oleh pemula sehingga seringkali kalah daripada menangnya. Oleh karenanya, gunakan modal awal yang kecil saja sampai Anda benar-benar menjadi profesional suatu hari nanti.
terima kasih banyak atas infonya pak.
BalasHapusdan setuju banget, tugas (kita) pemula hanya untuk mencoba bukan untuk berhasil.....
ditunggu lagi info berikutnya.
....Semangat....