Sabtu, 07 Agustus 2010

Bukan Nasehat, tapi Genggaman Erat

Adakalanya kita khilaf, alpa, dan lalai. Di saat itu biasanya kita akan mencari-cari berjuta alasan untuk membenarkan tindakan kita.

Bila toh sepatah dua patah nasehat dilontarkan orang lain untuk menyadarkan kita, kita malah terdorong untuk bertahan. Meski kita tak menolak peringatan itu, namun tak jarang kita anggap orang lain tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Memang jauh lebih mudah bagi mereka yang tak terjerat persoalan untuk memberikan nasehat, peringatan, bahkan ancaman.

Maka, seringkali yang dibutuhkan bukanlah kata-kata manis mengenai indahnya kebenaran. Kita yang khilaf lebih membutuhkan genggaman erat dari seorang rekan yang memompakan keberanian untuk mengatasi masalah.

Bukan kalimat-kalimat, seperti, "kau harus begini, kau jangan begitu", melainkan "mari kita selesaikan bersama-sama".

Kita butuh seseorang yang mampu menunjukkan bahwa rasa takut itu bisa ditaklukkan, bahwa rasa sakit itu bisa diredakan, bahwa keberanian itu tak harus mengorbankan banyak hal.

Kita tak membutuhkan seseorang yang memojokkan kita di kursi pesakitan.

Karena setiap orang bisa salah.

2 komentar:

  1. Duh...!!!
    Ini terlalu dalam mas...

    Pada kenyataannya sangat sulit menemukan seseorang yang mampu menunjukkan bahwa rasa takut itu bisa ditaklukkan, bahwa rasa sakit itu bisa diredakan, bahwa keberanian itu tak harus mengorbankan banyak hal.

    Setidaknya di dunia saya....

    BalasHapus
  2. Kenapa Anda tidak mencoba untuk memulainya dari diri sendiri terlebih dahulu, sehingga dunia Anda akan menjadi lebih baik.

    BalasHapus