Siapakah musuh Anda?
Ehm... pasti Anda langsung memikirkan salah satu dari yang Anda kenal :)
Padahal bukan itu jawabannya.
Musuh semua orang adalah 2 hal, yaitu diri sendiri dan waktu.
Diri sendirilah yang sering kali menghambat langkah untuk maju. Terlalu banyak pertimbangan sehingga akhirnya tidak berani melangkah, lebih suka "ngomong doang" tapi tiada tindakan nyata, malas dan suka menunda-nunda, dan masih banyak hal lain yang menyebabkan Anda tidak produktif.
Kebanyakan orang tidak suka berkaca melihat keburukan dirinya sendiri dan lebih suka menyalahkan keadaan atau orang lain. Mereka berusaha menjadikan dirinya "yang selalu benar" sehingga melakukan apapun agar kesalahan dapat ditimpakan pada orang lain atau pada keadaan.
Perhatikan orang tua yang anaknya tidak naik kelas, mereka berusaha mati-matian menyalahkan guru dan beralasan kalau gurunya sentimen yang membuat anaknya tidak naik kelas. Atau seorang atasan yang tiap kali disalahkan, malah balik menyalahkan anak buahnya.
Padahal yang mereka lakukan adalah menipu diri sendiri.
Bayangkan kalau orang tua tersebut tetap menyalahkan guru dan memindahkan anaknya ke sekolah lain. Hasilnya sama saja bukan? Tetap saja tidak naik, karena yang dilakukan oleh orang tua tersebut bukannya menyelesaikan inti masalah. Orang tua tersebut menipu dirinya sendiri, menganggap anaknya adalah anak pintar dan tidak mau mengakui kenyataan bahwa sebenarnya anaknya lemah.
Sama halnya dengan atasan, menyalahkan anak buah sama saja dengan mengakui kebodohan diri sendiri. Bukankah tanggung jawab atasan adalah mengajari, membimbing, dan mengawasi pekerjaan anak buah? jadi kalau sampai terjadi salah, yang seharunya paling disalahkan adalah atasan, karena kekurangtelitian atau kekurangpahamannya akhirnya terjadi kesalahan tersebut.
Coba kalau orang tua tersebut tidak menyalahkan guru dan menyadari bahwa memang anaknya lemah, tentunya masalah utama cepat diketahui dan kemudian cepat dicarikan solusinya.
Coba kalau atasan tersebut berbesar hati dan meminta maaf. Tentunya setelahnya yang dikerjakan akan menjadi benar dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Akui saja kesalahan dan minta maaf, itu menunjukkan kebesaran hati.
Tiada satupun manusia yang luput dari kesalahan, pahami bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang sangat manusiawi.
Asalkan setelahnya tidak melakukan kesalahan yang sama. Keledai saja tidak mau tersandung batu yang sama, masa sebagai manusia kalah dengan keledai :)
Jangan pernah salahkan orang lain atau keadaan.
Dunia ini adalah dunia sebab akibat.
Kalau Anda mengalami sesuatu yang buruk maka tentunya penyebabnya dari diri Anda sendiri. Hal buruk yang Anda alami hanyalah akibat dari tindakan atau keputusan yang Anda lakukan.
Jangan penah salahkan akibat, tapi salahkanlah sebab.
Menyalahkan akibat, hanyalah menipu diri sendiri. Karena kesalahan terletak pada sebab, segera cari dan pikirkan solusinya. Temukan segera solusinya agar hal buruk tersebut tidak terjadi berlarut-larut. Makin cepat diselesaikan maka makin cepat juga hal buruk tersebut berlalu, untuk kemudian digantikan dengan hal baik.
Penyebab bisa bermacam-macam, salah mengambil keputusan, salah mengambil tindakan, salah memilih seseorang, kurang teliti, menunda-nunda penyelesaian masalah, tertipu, kurang tekun, kurang bekerja keras, kurang pertimbangan matang, dan masih banyak lagi.
Coba direnungkan, kalau saja tidak melakukan kesalahan, tentunya tidak terkena dampak atau akibat dari kesalahan tersebut. Tentunya hidup Anda masih berjalan seperti biasa dan tidak jungkir balik akibat terkena hal buruk tersebut.
Sadari bahwa penyebabnya adalah diri Anda sendiri dan jangan pernah salahkan orang lain.
Orang lain tidak pernah salah, mereka hanyalah korban atas aksi yang Anda lakukan. Mereka hanyalah bereaksi atas tindakan buruk tersebut, penyebab utamanya ya Anda sendiri.
Makin cepat mengakui kesalahan dan keburukan diri sendiri, makin cepat juga berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Oleh karenanya, segeralah renungkan keburukan-keburukan yang ada di dalam diri. Tidak usah malu, semua manusia memilikinya. Hanya mereka yang mampu mengakui keburukan diri sendiri yang nantinya akan menjadi orang-orang yang sukses. Karena mereka segera melakukan perbaikan-perbaikan menutup keburukan tersebut agar nantinya menjadi lebih mudah untuk berjalan menempuh jalan mencapai tujuan.
Emosi yang berlebihan juga merusak diri sendiri, nafsu serakah, tidak sabaran, mudah marah, mudah sedih, mudah tertekan, akan membuat diri Anda terpuruk.
Perlu diketahui, akal pikiran akan bekerja maksimal apabila kondisi emosi stabil. Kalau emosi tidak terkendali, akibatnya pikiran akan berhenti total. Meskipun dipaksa sekalipun, akan sangat sulit sekali kalau emosi masih tidak terkendali.
Kendalikan emosi Anda dan jangan mudah terpancing. Hindari segala hal yang akan menyulut emosi karena tidak ada gunanya dan tidak produktif. Capek bukan kalau sering marah atau sering menangis? Capek tapi hasilnya sia-sia.
Bila Anda ingin sukses, kalahkan dahulu diri Anda sendiri. Kendalikan nafsu, emosi, kemalasan, prasangka negatif, agar akal pikiran Anda tetap fokus kepada satu hal, yaitu tujuan di masa akan datang.
Kendalikan diri Anda, agar hanya melakukan hal baik dan produktif.
Selalu melangkah maju, jangan takut salah, melakukan kesalahan merupakan bukti kalau Anda sudah melangkah.
Waktu yang kita miliki sangatlah terbatas, tidak mungkin kita dapat hidup selamanya. Karena itu, segeralah mulai melangkah menuju tujuan di masa mendatang.
Waktu adalah musuh yang tidak bisa diajak kompromi.
Waktu berjalan terus menerus tanpa henti, sedangkan sebagai manusia tidak mampu seperti itu, Anda memerlukan istrihat agar akal pikiran serta tubuh dapat segar kembali. Oleh karenanya, begitu mata Anda terbuka bangun tidur, gunakanlah waktu sebaik mungkin agar tujuan menuju masa depan yang lebih baik dapat segera tercapai.
Jangan sampai Anda sudah melangkah tetapi belum sampai pada tujuan akhir, Tuhan sudah memanggil. Akan sia-sia saja seluruh daya upaya yang dilakukan selama ini karena belum sempat dinikmati.
Selalu usahakan melakukan segala hal secepat mungkin dan jangan pernah menunda, agar sebelum Tuhan memanggil, Anda sudah sempat menikmati hasilnya.
Tentunya kalau saat itu terjadi, Anda dapat tersenyum bahagia karena telah sempat menikmati hasil kerja keras selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar